MAKNA DAN UNGKAPAN PRIBAHASA DALAM MASYARAKAT PAKPAK
Oleh : Kudadiri.I.DSecara tidak sadar, dalam kehidupan sehari-hari ungkapan pribahasa pakpak ini sering kita ucapkan atau bahkan sama sekali tidak terucap, setiap suku dimanapun di Indonesia ini mempunyai ungkapan pribahasa. Ungkapan pribahasa ini merupakan daya magis tersendiri bagi kita suku pakpak.
Ungkapan ini, mungkin jarang terpublikasi oleh budaya kita sendiri disetiap acara pesta, adat, upacara-upacara atau keseharian di rumah tangga, ungkapan pribahasa ini, dapat menambah khasanah panjang ungkapan pribahasa pakpak yang selama ini mungkin tidak pernah kita dengar.
Menurut Purwadarminta, ungkapan adalah perkataan atau kelompok kata khusus untuk menyatakan maksud dengan arti khusus. Sedangkan ungkapan pribahasa Danandjaya, perumpamaan biasanya dimulai dengan kata :“Seperti” atau “bagai”. Ungkapan berfungsi sebagai seperti umumnya tradisi lain, ungkapan tradisional berfungsi sebagai sistim proyeksi, alat pengesahan pranata-pranata kebudayaan, sebagai alat pendidikan atau sosialisasi anak, dan sebagai alat memamerkan kepandaian dan sebagai gengsi sosial.
Berkaitan dengan ungkapan pribahasa tersebut ada beberapa ungkapan dalam budaya kita (Suku Pakpak) antara lain :
1.Ungkapan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari
2.Ungkapan yang berhubungan dengan Flora
3.Ungkapan yang berhubungan dengan Fauna.
Bersama ini tersaji beberapa ungkapan pribahasa pakpak yang cukup lugas, kental dan mudah kita mengerti, kiranya makna dari ungkapan ini bisa menambah pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari bagi kita khususnya ( suku pakpak ) dan suku lain pada umumnya di mana saja berada, mudah- mudahan bermanfaat bagi kita.
A. UNGKAPAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN KITA SEHARI-HARI
1. ULANG BAGE URUPEN SITANGIS
Jangan Bagai membantu orang yang sedang menangis.
Seseorang yang menangis pada saat kemalangan biasanya membuat orang lain juga ikut menangis. Setelah orang menangis yang pertama menjadi diam lalu membiarkan orang lain tersebut terus menangis. Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang selalu memerintah orang lain tapi dia sendiri tidak ikut mengerjakan sesuatu, yang seharusnya dikerjakan bersama.
2. MULA ENGGO MERIDI TAPTAP MO
Bila mandi haruslah basah Ugkapan ini mengatakan, apabila mengerjakan sesuatu haruslah diselesaikan sampai selesai atau tuntas.
3. NDATES PENANGKIHEN, NDATES MA MULA NDABUH
Tinggi panjatan, tinggi pula jika jatuh Jika kita memanjat lebih tinggi, semakin tinggi juga kita akan jatuh. Semakin tinggi kedudukan seseorang, maka semakin tinggi pula tanggung jawab, tantangan dan resiko yang harus dihadapi.
4. ANTAN SULANGAT MERIO
Sulangat adalah penangkapan ikan khas pakpak yang terbuat dari benang, kawat dan kasa. Ungkapan ini mengatakan agar dalam melakukan segala sesuatu harus diukur dari kemampuan kita atau kita harus mengenal diri kita yang sebenarnya dalam mengerjakan sesuatu atau dalam memutuskan sesuatu yang melibatkan orang banyak
5. TARIK-TARIK MENGRAOK MENJEMPUT PODA
Hendak meraup banyak, mendapat sedikit pun tidak, kiasan ini ditujukan kepada orang tamak, dimana ia mengharapkan hasil banyak, kedudukan yang tinggi, keuntungan, akhirnya tidak mendapatkan sedikitpun hasil.
6. MENGITE BABAH GOLOK I TERUHNA RANJO
Parang dan ranjau adalah tajam sehingga setiap orang takut memijaknya. Ungkapan ini dikatakan kepada orang yang berbuat kesalahan besar yang sulit untuk dimaafkan maupun dibela.
7. IPALKOH SANGKALEN MENGENA PENGGEL
Dipukul talenan telinga terasa Talenan alat atau landasan untuk memotong, mencincang, mengiris sesuatu. Ungkapan ini meminta kita untuk selalu menuruti, was-was dan tanggap terhadap nasehat yang berguna yang diberikan oleh orang yang berpengalaman seperti : orang tua, abang kakak atau pimpinan.
8. LBBE IDEGER ASA NDABUH
Setelah digoyah baru jatuh Dikatakan kepada oaring yang sulit untuk mengerti tentang sesuatu atau pura-pura tidak tahu dan bisa juga dikatakan kepada seseorang yang sangat kikir. Setelah diberi isyarat tertentu atau dijelaskan secara terus terang baru mengerti permasalahan.
9. BAGE PEMAN TENGNGER
Seperti tungguan tenger Tengger adalah sejenis buah kayu yang walaupun telah membusuk tidak jatuh. Ungkapan yang menyatakan tidak adanya kepastian terhadap sesuatu keputusan
10. TERMELA-MELAKAN CINING I ABE
Untuk apa malu bekas luka di wajah Ungkapan ini menyatakan kita harus memberitahu yang sebenarnya. Kiasan ini mengartikan adanya kejujuran atau keterusterangan seseorang terhadap siapa dirinya dan apa yang dilakukannya.
11. MENENCENG BAGE BASI
Memaksa masuk seperti besi Dikatakan kepada orang yang selalu memaksakan kehendaknya kepada orang lain walaupun orang lain tersebut tidak menyukainya.
12. DUA KALI MANGAN MAK DUA KALI MERBORIH
Dua kali makan dua kali cuci tangan Ungkapan ini seberapa kali kita bebrbuat sesuatu, sebegitu juga kita mempertanggung jawabkannya atau menyelesaikannya. Makna lain apabila kita memulai sesuatu tindakan maka kita pula yang harus menyelesaikannya.
B. UNGKAPAN YANG BERKAITAN DENGAN FLORA
1. ARI-ARIAN BAGI MANGAN I OPIH
Sehari-hari seperti makan di pelepah pinang Kebiasaan seperti layaknya makan diatas pelapah pinang. Pribahasa ini diperuntukkan bagi seseorang yang mau enak sendiri artinya seseorang yang sangat gemar meminta bantuan dari teman atau orang lain tanpa adanya melakukan usaha demi peingkatan diri
2. BAGI GOLINGEN TABU
Seperti gulingan labu Labu karena bulat mudah untuk menggulingkannya. Ungkapan ini dipakai untuk menyebutkan seseorang yang tidak punya pendirian atau tidak percaya diri sehingga nudah untuk diperdayakan orang lain
3. BAGE MENAKA BULUH SIKEDEKNA ITINGKAH
Seperti membelah bambu yang kecil dipijak. Bambu dari pangkal ke pucuk biasanya mempunyai ketebalan yang berbeda, untuk menjaga keseimbangan maka membelah diwali dari pucuk. Ungkapan ini digunakan untuk memperingatkan orang kaya kuat atau orang tua atau tokoh-tokoh adat agar memberi nasehat atau keputusan secara adil bagi anak atau orang yang lebih lemah kedudukannya. 4. BAGI KETUK TANDANG
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang terlalu banyak bicara tetapi tidak banyak bertindak. Misalnya seseorang yang sering menasehati orang lain tetapi ia sendiri tidak berbuat seperti isi nasehatnya tersebut. Atau orang yang selalu menggurui orang lain.
5.BAGE TONGKOH IARNGO
Seperti tunggul kayu di tengah semak arngo. Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang kurang dihargai ditengah-tengah masyarakat pada hal cukup banyak jasa yang diberikannya.
6.BAGI MENANGKIH KEPPENG
Keppeng adalah sejenis pohon hutan yang rasa buahnya asam. Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang selalu berusaha walaupun kurang berkemampuan dan dia tidak pernah putus asa apa dan bagaimanapun hasil yang diperolehnya.
7.ULANG BEGE TAKUR-TAKUR
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang sangat enggan membantu orang lain atau orang yang sangat egoistis. Ungkapan ini biasanya diucapkan pada saat-saat adanya pertemuan desa atau nasehat orang tua terhadap anak-anak agar saling membantu satu sama lainnya.
8.BAGE KIROROH BULUNG LATENG
Ungkapan ini diperuntukkan sebagai nasehat terutama kepada orang muda yang belum berpengalaman supaya tidak sembrono dalam berprilaku atau bertindak. Untuk bertindak perlu dipikirkan terlebih dahulu sebelum melakukannya. Apabila bertindak dengan tidak berhati-hati maka akibatnyaakan fatal dan harus ditanggung sendiri.
9.BAGE NDERU PERSEGE
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang seolah-olah baik atau seolah-olah ringan tangan membantu orang lain, tetapi kenyataannya sangat berat tangan atau enggan membantu sesamanya.
10.BAGE KAYU MALEDANG
Ungkapan ini kepada seorang gadis yang berparas cantik, tinggi semampai dan anggun.
11.ULANG BAGE MENCEKEP REBA-REBA
Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang tidak pernah serius melakukan sesuatu pekerjaan. Akibatnya dia sendiri tidak mendapat hasil malah mungkin akan celaka.
12.BAGE BATANG-BATANG PETINDIH TAN DATES SI TERIDAHNA
ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang suka menonjolkan diri karena kepintarannya berbicara tanpa mengingat adanya orang lain yang lebih berhak. Atau seseorang yang suka mengambil hak orang lain baik untuk berbicara atau mendapatkan sesuatu.
C. UNGKAPAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN FAUNA
1. GAJAH MERUBAT PELANDUK TERKAPIT
Gajah beradu, kancil yang terjepit. Orang besar berkelahi anak kecil ikut menjadi sasaran atau para pimpinan yang berselisih mengakibatkan kesulitan pada rakyat jelata.
2. ULANG BAGI BIAHAT MERDOKAR
Jangan seperti harimau beranak. Harimau beranak suka memangsa, lebih buas, tidak boleh didekati oleh binatang lain. Ungkapan ini dikatakan pada orang yang selalu marah, muka merah, kejam, tidak pandang bulu dan brutal, sifat yang tidak perlu untuk ditiru oleh manusia.
3.ULANG BAGE BERREK KELEGON
Jangan seperti beludru di musim kemarau. Beludru pada musim kemarau biasanya berkumpul pada sisa air di selokan. Ungkapan ini dikatakan kepada seseorang yang tidak mandiri dan tidak percaya diri sehingga selalu harus dibantu orang lain. Juga dikatakan pada orang yang selalu berkumpul tanpa melakukan usaha-usaha untuk peningkatan diri.
4.ULANG BAGE PERDALAN BIANG TONGGAL
Jangan seperti perjalanan anjing jantan. Anjing jantang biasanya kalau berjalan selalu singgah, sehingga lama sampai ketempat tujuan karena selalu memperhatikan anjing betina. Ungkapan ini ditujukan pada anak laki-laki yang menjelang remaja (mulai masa pacaran). Para Pemuda jika pergi kesuatu tempat hendaknya jangan terlalu sering singgah, tetapi harus sampai ketujuan terlebih dahulu baru kemudian direncanakan perjalanan berikutnya.
5.ULANG BAGE RENGKABER
Jangan seperti kalelawar.
Ungkapan ini dikatakan kepada seorang pemuda yang suka keluyuran pada malam hari dan pada waktu siang tidak kemana-mana atau tidak bekerja tetapi tidur atau dirumah saja.
6. MBUE KUNU UKUM BENBEN, SAD APE TAPI RENGGICING
Ungkapan ini dikatakan pada kemampuan manusia yang tidak diukur dari jumlah yang banyak tetapi terutama diukur oleh kepandaian seseorang. Jadi walupun sedikit tetapi mempunyai peran yang cukup berarti bagi masyarakat sebagai suatu hal yang positif.
7. ULANG BAGE OLONG NAGKA
Jangan seperti ulat nangka.
Ulat nangka biasanya berjalan lompat-lompat. Dikatakan kepada orang yang selalu pindah-pindah tempat tinggal dari tempat satu ketempat yang lain atau tidak betah menetap pada suatu tempat. Dapat juga diumpamakan kepada seorang gadis yang centil yang selalu minta diperhatikan.
8. ULANG BAGE MENOLONG BIANG TERKAPIT
Jangan seperti menolong anjing yang sedang terjepit. Ungkapan ini dikatakan misalnya dalam suatu perkara. Apabila ada orang ketiga yang campur tangan untuk menyelesaikan sengketa sering dijadikan sasaran kemarahan pihak yang bertikai. Maksud hati berbuat baik, malah sebaliknya mendapat pukulan, makian maupun hinaan.
9. MULAK NOLA KAMBING I BOANG NAI ungkapan ini menyatakan pemberian tidak boleh ditolak atau rezeki jangan disangkal tetapi harus disyukuri atau dinikmati.
10. I KERUT MENCI EKUR KOCING
Orang besar atau kedudukan tinggi tidaklah kekal adanya, sebaliknya juga bisa terjadi pada orang kecil atau berkedudukan rendah. Malah yang semula kedudukannya rendah akan mengantikan atau mengalahkan yang sebesar atau kedudukan tinggi.
11. NARUH ODA MERNENEH TAPI PEKASTUK
ungkapan ini dikatakan kepada setiap orang bahwa ternyata dalam kehidupan nyata pasti setiap orang pernah bertengkar atau berselisih pendapat antar sesame dimana saja.
12. BAGE TORANG PEROTOR-OTOR
seperti musang berjalan beriringan. Ungkapan ini dikatakan kepada suami istri yang apabila bepergian selalu bersama-sama dan setia sekata.
1 komentar:
youtube
youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube. youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube to mp3 conconventer youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube. youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube
Posting Komentar