Minggu, 12 September 2010
Setelah jauh melanglang buana tentang topik-topik postinganku pada blog- blog ku yang lain,
akhirnya kembali juga ke tempat dari suku mana aku dilahirkan. Kali ini postinganku akan bercerita
tentang Masyarakat (suku pakpak). Selain sebagai pendalaman tersendiri bagi pengetahuanku tentang
suku pakpak, sebagai apresiasi pribadi, juga atas dasar kemauanku karena latar tempat aq lahir dan
dibesarkan bukan dilingkungan masyarakat pakpak! tetapi dilingkungan batak toba, sehingga walaupun
sebenarnya saya adalah marga Gajah manik tetapi karena dari lahir dan bertumbuh di lingkungan
masyarakat toba, acap kali saya dan saudara-saudara saya dianggap marga manik ( batak toba)
Bahkan adik ayah saya (uda atau tonga) juga ito-ito saya dari uda sudah berganti marga(menghilangkan
identitas suku pakpak dari gajah manik menjadi manik! Dengan latar belakang itulah saya yang
mempunyai darah pakpak merasa tergerak untuk mempertahankan identitas ke - sukuan saya dan
mempelajari lebih lagi tentang pertalian marga Gajah Manik dan marga lainnya dalam suku pakpak.
Sebelumnya saya juga ingin menjelaskan disini bahwa saya adalah seorang Kristiani, mungkin buat
masyarakat pakpak khususnya Gajah Manik sebagian besar adalah Muslim, karena family-family
dekat yang ber marga Gajah Manik semuanya muslim...... terkadang saya heran dan terngiang "kenapa
kami kristiani padahal mayoritas gajah manik itu muslim??" tetapi saya tidak ambil pusing juga sih..
yang penting adalah bagaimana saya memahami suku pakpak terlebih marga saya dan pertaliannya
dengan " Si pitu Marga"
Diatas saya telah sebutkan sekilas tentang sipitu marga!!!! apa maksudnya sipitu marga??
Nah.....sebelum saya menjelaskan tentang apa itu sipitu marga ada baiknya dulu saya tuliskan sedi
kit keterangan tentang Suku pakpak secara universal!!
Seperti Suku-suku yang lain di Indonesia ini, yang mempunyai hak yang sama untuk tumbuh
dan berkembang di Negara ini maka keberadaan suku pakpak pun harus mendapat hal yang sama.
Jika suku pakpak sampai hilang dari Bumi Indonesia ini maka yang rugi bukan hanya Masyarakat
pakpak saja, akan tetapi Bangsa Indonesia juga akan rugi. Sebab Bangsa Indonesia yang kaya akan
kebudayaan nasional juga kaya karena elemen penting dari kebudayaan nasional itu sendiri yaitu
Kebudayaan Daerah, tak terkecuali budaya pakpak. Budaya pakpak adalah salah satu budaya
yang sudah memberikan nilai tambah kepada bangsa ini, karena itu mari kita sama-sama menjaga
budaya pakpak ini.
Masyarakat pakpak merupakan suatu kelompok suku bangsa yang terdapat di Sumatera
Utara. Secara tradisional wilayah komunitasnya disebut " tanoh pakpak". Tanoh pakpak terbagi atas
sub wilayah yakni : Simsim, Keppas, pegagan (Kab. Dairi), Kelasen ( Kec. Parlilitan - Humbahas)
dan Kecamatan Manduamas ( Tapteng) serta boang ( Aceh Singkil) Dalam administratif di 5
Kabupaten, yakni : Kab. Pakpak Bharat, Kab. Dairi, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Tapanuli
Tengah, dan Kab. Singkil ( NAD). Maka sejak dibentuknya Kabupaten Pakpak Bharat maka
penduduknya boleh dikategorikan homogen dan walaupun tanoh pakpak tersebut secara wilayah
administratif terpisah, namun secara geografi tidak terpisah satu sama lain karena berbatasan langsung
walaupun hanya bagian-bagian kecil dari wilayah kabupaten tertentu, kecuali kabupaten Pakpak
Bharat menjadi sentra utama orang Pakpak.
Kesatuan komunitas terkecil yang umum dikenal hingga saat ini disebut Lebuh dan Kuta.
Lebuh merupakan bagian dari kuta yang dihuni oleh Clan kecil sementara kuta adalah gabungan dari
lebuh-lebuh yang dihuni oleh suatu Clan besar ( marga tertentu). Jadi setiap lebuh dan kuta di miliki
oeh clan atau marga tertentu dan dianggap sebagai penduduk asli, sementara marga tertentu di
kategorikan sebagai pendatang. Selain itu orang Pakpak menganut Prinsip Patrilineal dalam mem
perhitungkan garis keturunan dan pembentukan clan(kelompok kekerabatannya yang disebut marga)
Denga demikian berimplikasi terhadap sistem pewarisan dominan diperuntukkan untuk anak laki-
laki saja. Bentuk perlawinannya adalah eksogami marga, artinya seseorang harus kawin diluar mar
ganya dan jika kawin dengan orang se-marga dianggap melanggar adat karena dikategorikan
sebagai perkawinan sedarah ( incest )
Dalam kajian-kajian yang ada Pakpak sering dikelompokkan menjadi sub etnis batak, tetapi
dalam artikel ini digunakan konsep masyarakat Pakpak karena istilah batak terlalu umum atau general
padahal substansi kebudayaanya berbeda satu sama lain.
2. Sejarah Perkembangan dan Persebaran Kelompok Suku Bangsa Pakpak
Belum ditemukan bukti yang otentik dan pasti tentang asal-usul dan sejarah persebaran orang
pakpak. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan beberapa versi. Pertama dikatakan bahwa orang
Pakpak berasal dari India seanjutnya masuk ke pedalaman dan beranak pinak menjadi orang
Pakpak. Versi lain meyatakan orang pakpak berasal dari etnis Batak Toba dan yang lain menya
takan orang pakpak sudah ada sejak dahulu. Mana yang benar masih menjadi perdebatan karena
kurang didukung oleh fakta-fakta yang objectif. Alasan dari India misalnya hanya didasarkan pada
adanya kebiasaan tradisional pakpak dalam pembakaran tulang belulang nenek moyang dan barus
sebagai daerah pantai dan pusat perdagangan berbatasan langsung dengan tanoh pakpak. Alasan
pakpak berasal dari Batak Toba hanya karena adanya kesamaan struktur sosial dan kemiripan
nama-nama marga. Sedangkan alasan ketiga yang menyatakan dari dahulu kala sudah ada orang
pakpak hanya berdasar pada folklore dimana diceritakan adanya tiga zaman manusia di Tanoh
Pakpak, yakni zaman Tuara (Manusia Raksasa), zaman si Aji (manusia prmitif), dan zaman
Purba (Homo sapien)
Berdasarkan dialek dan wilayah persebarannya, pakpak dapat diklasifikasikan menjadi 5
bagian besar yakni : Pakpak Simsim, Pakpak Keppas, Pakpak Pegagan, Pakpak Boang dan
Pakpak Kelasen. Masing-masing sub ini dibedakan berdasarkan hak ulayat marga yang secara
administratif tidak hanya tinggal atau menetap di wilayah kabupaten dairi (sebelum dimekarkan)
tetapi ada yang di aceh singkil, Humbang hasundutan (sebelum dimekarkan dari Tapanuli Utara)
dan Tapanuli Tengah. Pakpak Simsim, Pakpak Keppas, dan Pegagan secara administratif berada
di wilayah kabupaten dairi dan pakpak bharat sedangkan Pakpak Kelasen berada di Kabupaten
Humbang Hasundutan, Tapanuli tengah khususnya di Kecamatan Parlilitan dan Kecamatan
Manduamas. Berbeda lagi dengan Pakpak Boang yang menetap di wilayah kabupaten singkil
khususnya di Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Simpang Kanan.
Marga-marga pakpak yang termasuk Pakpak Simsim, misalnya Marga Berutu, padang,
Bancin, Sitakar, Kabeaken, Lembeng, Cibro dll. Marga Pakpak Keppas misalnya : Marga Ujung,
Capah, Kudadiri, Sinamo, Gajah Manik, Capah, Angkat, Bintang (Sipitu Marga), Maha dll.
Marga pakpak kelasen misalnya : Tumangger, Tinambunen,Kesogihen, Meka, Maharaja,
Ceun, Mungkur dll.
Inilah sekilas informasi tentang mengenai suku Pakpak yang juga bagian dari Budaya
Bangsa ini. Saya sebagai penulis artikel ini sadar bahwa apa yang tercantum disini tentang info
sekilas Masyarakat Pakpak ini masih sangat banyak kekurangannya! bahkan kebenarannya
belum tentu 100%. Untuk itu saya sangat membutuhkan masukan-masukan, saran-saran, dan
informasi-informasi untuk kesempurnaan artikel ini. Silahkan tinggalkan komentar anda di ruang
komentar yang tersedia...... Njuah-juah...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar